Buat adik dan
teman-teman ku yang kuliah sambil bekerja
tak mudah rasanya untuk menjalani dua peran dalam satu
putaran waktu, sehingga ada kebanggaan yang tak terhingga ketika kita bias menjalani dengan baik, karena di pagi
sampai sore hari kita harus bergelut
dengan kerjaan sementara malam hari kalian harus bergelut dengan kuliah yang
selalu di hiasi dengan tugas- tugas kampus baik individu ataupun klompok. Tak
heran rasanya jika kita harus sering keluar masuk ruang kaprodi atau pun
dosen-dosen terkait untuk terus menjelaskan atau beralasan karena banyak hal
yang terus harus kita atur satu persatu iramanya agar semuanya berjalan
beriringan. Dimana masa itu teman-teman kita sibuk dengan waktu bermain,
berpetualang, mencari pengalaman, pergaulan baru, bahkan destinasi-destinasi
tempat wisata yang baru. Semua sibuk dengan dunia semasanya tapi kita harus
sibuk dengan dunia kerja dimana dunia kerja adalah dunia tekanan dunia serius
tanpa main-main, sehingga kita di paksa untuk terus putar otak agar kita bias bertahan
dalam dua peran tersebut, tak mudah memang untuk bias melewati semua ini karena
tanp tekad yang kuat kita tidak akan bias melaluinya.
Pagi datang menjelang persiapan kerja di mulai samapi sore
hari tiba lelah terasa dalam diri ini tapi mimpi selalu membuat lelah ini
hilang dalam diri, tetesan keringat setelah seharian bekerja seolah bukan
alasan untuk cukup sampai disini tapi badan ini kembali mempersiapkan diri untuk menyambut mimpi-mimpi yang baru
yang harus di lalui di meja kuliah ini yang harus menguras otak kanan dan kiri, tak
heran badan ini selalu kurus dan kering karena tak ada waktu istirahat yang
cukup untuk diri ini.
“jangan pernah takut untuk bermimpi, biarkan mimpi-mimpi kita
menjadi sayap dalam hidup ini yang akan terus menerbangkan mimpi kita sejauh mata kita memandang.
Jangan pernah takut untuk mengalah diri kita perlu di latih
dari keadaan yang sangat menguji ketabahan, sampai akan ada titik dimana
seseorang tidak muadah untuk mengalahkan kita.
Jangan pernah takut untuk merendah biarka diri ini merasakan
titik dasar, diri kita perlu dilatih dari tahap nol biar jiwa ini tak mudah
untuk di propaganda dan kita selalu
meliat kejadian dari dua sudut pandang, latiih lah jiwa ini dengan merendah
agar menjadi pribadi yang tangguh hingga kelak seseorang tak mudah merendahkan
kita, biarka hujan menjadi saksi biarkan malam menjadi bukti akan perjuangan
untuk menggapai mimpi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar