Kamis, 21 Januari 2016

Ikamaba berburu wisata dan budaya lokal, baduy dalam


Ada cilok di tengah – tengah budaya baduy dalam.

       Siang itu kami kumpul di tempat biasa untuk acara kami yaitu untuk berburu wisata dan budaya lokal..!! dan kami semua memutuskan untuk pergi ke baduy pada tgl 19 – 20 desember 20015, dan tepat tgl itu kami kmpul di tempat biasa  tapi banyak teman kami yang tidak jadi ikut karna alasan personal???? awalnya kami berencana pergi 15 0rang yaitu gw,camong,adutl,oman,akoh,oji,akbar,devia,lela,bangcip,asep,mutaw A,mutaw B, te ina dan pak asa’ri dan yang jadi berangkat hanya 7 orang  gw , camong , adult , oman , akoh , wawat , oji , dan ahirnya kami jadi pergi dengan menggunakan motor sekitar pulul: 13.30 kami berangkat menuju baduy dalam yaitu daerah rangkas ( desa kanekes) dan perjalanan kali ini kita mencoba menggunakan rute baru yaitu melalaui daerah ci jahe, yang biasanya masuk ci boleger dulu melalaui badui luar trus lanjut baduy dalam, tapi  kali ini kita masuk melalaui kampung ci jahe di mana dari kampung ci jahe kita tidak menemukan baduy luar dulu tapi kita langsung menmbus baduy dalam. Perjalanan menuju ci jahe begitu rumit di samping kita yang belum pernah melalaui rute tersebut cucua yang cukup exstrim pada hari itu harus kita lalui, hujan yang tak berhenti mengguyur dan lekukakan dan tanjakan turunan jalan yang begitu menguras konsentrasi untuk terus berhati-hati dalam setiap putaran roda motor kami, ingin rasamya kami turun dari motor di setiap tanjakan atau pun tikungan yg begitu indah, karna kami di suguhkan dengan pemandangan alam yg bagus sekali ..tapi perasan was-was kami yg ingin cepat sampai ke ci jahe. karna kami belum tau persisi ci jahe itu tepatnya di mana dan dengan siapa atau harus bagai mana kami akan masuk perkampungan baduy dalam....dan tepat pukul:17,15 wib kami sampi diperkampungan kedoya, di mana kampung itu adalah kampung yang menghubungka dengan kampung ci jahe, dan di warung kecil pingir jalan kami mencoba untuk istirahat sejenak dan solat dulu, dan kami mencoba melakukan dialog dengan ibu-ibu yang menjaga warung, sambil ngopi bareng!! tak terasa dialog itu menghabiskan kopi satu gelas, dan suara adzan magrib menyambut dengan jelas padahal cuca masih sangat terang ...dan ahirnya kami memutuskan untuk solat magirib dulu setelah solat magrib kami baru melanjutkan perjalanan menuju perkampungan terahir yaitu ci jahe...kami bergantian solat dan setelah semuanya beres melakukan solat magrib kami menghitung makanan dan kopi yang kami habiskan di warung itu, dan setelah beres kami berangkat untuk melanjutkan perjalanan kami kata si ibu sudah tidak jauh paling di tempuh dengan waktu lima menit.... dengan ekspresi dan perasaan lega dan sepertinya senyuman yg cukup lebar.. kami pamitan ke ibu warung untuk melanjutkan perjalanan ini.
Kondisi jalan yang cukup licin dan terjal membuat kami cukup kewalahan dalam menempuh medan tersebut, karna kondisi jalan yang dominan lumpur di tambah curah hujan yg lagi tinggi cukup sudaaaaaah membuat jalan begitu licin dan terjal dan aksi kepot-kepotan terus terjadi pada kami tapi itu tak mengurungkan nit kami untuk mengunjungi baduy dalam, dan ahirnya kita melihat ada deretan warung yang berjejer seperti pasar dan melihat hal itu kami tersenyum manis, dibenak kami ah..ini pasti kampung ci jahe..dan benar sekali itu adalah perkampungan terahir yg kita lewati...perasan bahagia bercampur haru terjdi.???? kami senang sudah sampai di perkampungan terahir tetapai disitu kami mulai bingung bagai mana kami menembus ke baduy dalam nya sementara kondisi hujan terus mengguyur dan sudah cukup malam juga sekitar pukul: 20,30 wib dan kami harus dengan siapa ke baduy dalamnya karna kami tidak melihat satu pun warga baduy yang katanya sering menunggu disitu, sebagi penuntun arah (guide) untuk menghindari kepanikan tak terasa dua batang rokok pun habis, dan ahirnya kami mendapatkan orang yang mau nganter kami ke perkampungan baduy dalam jreng-jreng!!! persiapan di mulai cek peking dan persiapan alat-alat untuk perjalanan yaitu jas hujan dan senter, dan semua motor kami titipkan di situ di perkampungan terahir yaitu ci jahe..
Tidak lupa kami kumpul dan berdoa agar perjalanan ini selamat sampai tujuan..berdoa di mulaiiiiiiiiiiiii.......percikan air hujan yg terus makin deras mewarnai perjalanan kami di tengah-tengah hutan, perasaan was-was karna takut selalu menghantui kami karna kami tidak kenal jelas siapa yg memandu kami dan kami juga tidak tau kemana rute yg seharus nya di lalaui, tengokan –tengoka ke kana kiri , depan belakang yang terus kita lakukan seolah tengokan- tengokan itu berkata akan kebingungan yang kita hadapi..perjalanan malam yang dengan kondisi tanjakan turunan yg sangat licin telah memberikan warna perjalanan yg cukup luar biasa, heheh???? terkadang dalam perjalana itu kami tertawa sendiri!!! karna kami sesekali terjatuh tapi tak ada orang yang bisa kami minta bantuan ataupun hanya sekedar untuk menceritakan kenapa tadi terjatoh..!!!?? karna kami cukup berjauhan di mana pemandu kami jalan begitu cepat sementara kami jalan terbata-bata dan hasilnya satu sama lain berjauhan ...dalam perjalanan menuju baduy itu kita melewati dua jembatan bambu yang has akan nuansa di baduy..tidak lama dari situ ada sungai yang begitu besar dan deras air nya.. kami lewati dan kami coba mendekati sungai itu untuk membersihkan badan kami yang penuh dengan lumpur, airnya begitu sejuk...keheningan dan kegelapan malam di tambah dengan suara gemuruh air yang cukup mencekam..dan ketika kami sedang membersihkan badan kami dari lumpur-lumpur itu pemandu arah berjalan tanpa memberi tahu kami dan sebagian dari kami langsung mengejarnya tapi sebagian dari kami masih asik dengan kejernihan dan ke sejukan air sungai itu samapi mereka tak sadarkan diri kalu kami sudah berjalan jauh..dan satu persatu rumah adat baduy dalam kami lewati tak ada satu suara pun keluar dari pemilik rumah ..suasana hening mencekam...dan kami terus melaju mengejar pemandu arah sambil di benak kami mencari rumah jaro..yaitu kepala desa di daerah baduy dalam..tiba – tiba di suasana yg sedang mencekap hanya gelap hening dan sesekali ada bunyi binatang yang menandakan bahwa kami ada di tengah-tengah hutan, tiba-tiba puluhan anjing mengepung kita dengen gonggongan nya..sepontan kita semua langsung berteriak kencang........ibuuuuuu samapi mengundang warga baduy dalam untuk melihat ke depan rumahnya apa yang terjadi ..mereka keluar...aya naon – aya naon..ndek kamarana..(kata-kata yg terlontar dari orang baduy).kami dengan perasaan takut dan kucar kacir menjawab arek kaimah jarooo dan ketika kami sebut jarao langsung keluar dan dia teriakan yeuh iyeu imah jaroo dan warga baduy dari setiap rumah nya langsung menghentika anjing- anjing yang tadi menggong-gong, yang seolah mau menerkam kami....tanpa ragau tanpa rasa malu kami semua loncat ke rumah jaro tanpa melepas sandal sepatu kami...dan setelah kami masuk rumah jaro aning-anjing tersebut seolah tau bahwa kami adalah tamu jaro dari warga baduy dalam.. suara anjing pun langsung hilang entah kemana 
Dan kami masuk kedalam rumah jaro sambil melakuakn dialog di mna sang jaro menayakan kepada kami iyeu ti mana dan anak-anak sang jaro menyambut kami dengan ramah sambil menyiapkan samak-samak carulang yaitu tikar yang terbuat dari daun pandan hutan dan disitu saya melihat sang jaro melakukan sebuah ritul penyambutan,!!?? entah ritual itu untuk apa kami tidak mempermasalhkanya...dan setelah ritual itu beres sang jaro mulai mengobrol dengan kami tapi kami langsung nyeletuk, jaroo teman kami ada yang masih di belakang tertinggal di sungai ..trus kumaha eta..moal nanaon samber si jaro... tapi kami masih mencemaskan teman kami yang belum kunjung datang..dan setelah cukup lama kami menunggu teman kami yg belum datang beberapa dari kami berusaha menjemputnya..dengan perasaan takut dan hawatir kami nyalakan senter yg kami bawa teriakan anjing mulai ramai ketika melihat senter-senter kami menyala seoalah hal itu asing bagi mereka dengen perasaan yang terus deg-degan kami terus nyalakan senter untuk ngasih tau bahwa posisi kami ada di titik cahaya ini..dan tak lama cahaya senter dari kami dapat balasan cahaya senter juga dan kami mulai lega karan itu pasti teman kami yang tersesat..dan kami masuk kembali ke rumah jaro, dan rasa takut dan aneh terus ada di benak ini semua sudut rumah tak ada yang terlewatkan dari mata ini,, banyak keanehan-keanehan yang ada di situ dan yg paling bikin saya kaget mereka masak di dalam rumah menggunakan hau/tungku yang terbuat dari tanah liat sementara rumah mereka terbuat dari bambu dan kayu..hanya di alasi abu sisa pembakaran kayu tersebu..mereka tidak hawatir akan api tersebut membakar rumahnya, Percakapan kami terus berlanjut dan dengan keramahan nya jaro menanyakan kepada kami geus dahar can..?? dan kami pun begitu antusias dalam menjawab pertanyaan jaro tersebut “muhun jaro iyeu kami nyandak beas sareng lauk asin yeuh, sareng sayureun jeung nyayur asem” samber jaroo naon sayur asem nu kumaha????? kami coba menyodorkannya dan dia cek satu persatu bahan – bahan dari sayur asam tersebut sambil tertawa sang jaro menayakan trus di kumahakeun iyeu di berean naon ...sang jaroo sepertinya penasaran dengan bawaan – bawaan kami tak lama sang istri jaro langsung mengambil beras yang kami bawa dan langsung mengolah nya..dan jaro pun menanyakan pada kami perihal lauk pauk dan sayur nya “trus kudu di kumaha iyeu” kami pun langsung menjawab nya kin ke etamh kami mantuan olah na bisi di diyeu teu bias mah..atu heeh geh sambil tersenyum sang jaro..dan kami pun mulai beraksi mengubrak ngabrik tungku  Pertama kami di bantu sang anak jaro menyalakan hau trus di bantu menyiapkan alat masak dan keperluan – keperluan yang sekiranya di butuhkan kami..dan sebagian dari kami terus menanyakan perihal etika di sana ..’’jaroo di diyeu menang ngaroko henteu....??? sok bae jawab si jaroo tapi kami mah teu ngaroko..terus dan trus kami menanyakan hal-hal yang sekiranya penting untuk kami dan di situ..ada hal yang menarik di malam itu terkait dengan makanan perbekalan yang kita bawa yaitu cilok..awalnya kita bikin cilok untuk di makan di perjalanan takut laper, tapi karna cuaca hujan trus kami tidak sempet membuka keril dan ahirnya cilok tersebut terbawa sampe rumah jaro, dan kami coba menawarka sambil menayakan kepada jaro..’’jaroo iyeu aya cilok yeuh..oleh-oleh’’....naon cilok teh..(sambung jaro) iyeu kadahreun di kami ..’’tina naon di jiyeunna..(sambung jaro) tina aci dangdeur di godok trus di bumbuan..tah di cobaan suka henteu?? Sambil kita ulurkan di mangkok kecil buat si jaro..dan kami bagikan beberpa mangkuk untuk anak dan istrinya CILOK.. hahaha celetuk anak nya..hahaha sang jaro ketawa kunaoan jaro ngenah teu..lada iyeumah...’’teu biasa nu lada tah jaro jawab kami’’haaha jaro ketawa lagi tapi sebeh ngadahar iyeumah dan semua yang ada di dalam rumah tertawa hahahahaha melihat dan mendengarkan percakapan kami dengan jaro.. percakapan kami seolah melarutkan suasana malam itu dan seolah melebur batasan-batasan yang terjadi di antara kami dan baduy dalam yang katanya penuh dengan aturan yang saklek dan mistis. anak jaro pun seolah ingin melakukan percakapan dengan kami..sampai dia melontarkan cerita tentang perjalanan dia yang pernah ke cemplang dan sempat mampir di yonif 320 bulan-bulan kemaren dan mereka tempuh dengan jalan kaki..trus eta kumaha dahar na mekel atawa meser.. celetuk teman kami dan anak jaro pun menjawab nya dengen penuh antusias ..atu meser tapi kami biasana nyamperan kenalan tea kitu..atu mampir ari kabaros mah sambung teman kami ..mang baros na belah mana lanjut si anak jaro..sambung teman kami ete ti lame hideung tea nu aya smp asup ka jero teu jauh si ..tanyakeun bae kp korosok...korosok spontan anak jaro menanyakan ..iya korosok sambung teman kami..dan semua tertawa melihat anak jaro tertawa mendengar nama korosok..tak lama kami menayakan sungai yang dekat dengan rumah untuk mencuci sayuran dan kami sambil berwudu untuk menjalankan ibadah solat isa...dan kami di kasih tau bahwa ada sungai di samping rumah nya..kami pun bergegas ke sungai dan bergantian setelah kami solat tak lama istri jaro membawa nasi yang udah matang dalam wadah yang unik banget yang terbuat dari bambu..hampir sama dengan pamean lah..dan kami juga sudah selesai masak sayur asam dan ikan asin..tadinya kami mau bikin sambal tapi mereka tidak punya tempat buat bikin sambel ( leper) tiba-tiba sang jaro berdiri dan mengambil sesuatu dan di lemparkan ke depan kami ..gubrakkk#### tahh beleum...(pete)...kita kaget sambil melihat muka satu persatu teman kami dan tertawa ha ha ha ...peteuiii!!!! mantapp jaro celetuk teman kami..nu endah melem na.. sambung jaroo dan ahirnya kami makan sam-sama.
Tawa demi tawa terus terjadi dan itu semua melarutkan kami dalam sebuh cengkraman kesederhanaan..seolah kami pun lupa sedang berada di baduy dalam yang penuh dengan aturan yg sakral, canda tawa kami seolah melarutkan kami dalam keheningan malam yang meleburkan perbedaan di antara kami semua, tak terasa waktu sudah larut malam yaitu pukul: 23,06 wib dan kami pun bergegas untuk tidur dan jaro pun langsung pindah ke ruangan dalam. 
Malam berlau di sebuah penduduk yang masih primitif yang tinggal di tengah- tengah hutan...... pagi datang menyambuat dengan suasana yang berbeda, kami jalani layaknya biasa..kami pergi ke sungai bergantian untuk mengambil wudu dan solat subuh. Dan setelah solat kami mulai membantu menyalakan hau kembali untuk memasak air dan dan pagi yang dingin di temani secangkir kopi yang kami tuang dalam sebuah gelas bambau dan di temani dengan durian jatohan asli baduy dalam, memberikan nuansa dan ras yang baru bagi kami, dan ini semua memberika warna dalam kehidupan kami betapa indah nya negri ini yang kaya akan budaya dan perbedaan dan hal itulah yang telah menjadi identitas negri ini bahwa indonesia terdiri atas berbagai suku,bahasa,budaya,agam dan yang lainya. Dan ketika matahari mulai menerangi pemukiman baduy dalam kami bergantian untuk mandi di sungai yang begitu luas dan jernih air nya, kami sadar akan keindahan alam yang ada karna mereka menjaga dan merawat alam yang ada sebagai anugrah yang di berikan tuhan, dan mereka menjaganya dengan penuh ketaatan dan keikhlasan tak sadar kami mandi sudah begitu lama dan cepat bergegas untuk bergantian... di sela – sela sarapan kami terus menayakan hal –hal yang kami ingin tau sekitar kebiasaan yang sering mereka lakukan mulai dari tanaman yang mereka tanam di ladang nya yaitu padi, pisang talas,waluh,untk yg lainya mereka tidak menanam nya dan untuk hewan ternak mereka hanya memelihara ayam sebagai hewan yang buat dimakan mereka,kucing sebagai binatang yang bisa menangkal hama tikus ,dan anjing sebagai penjaga daerah atau ladang mereka.
keseragaman bentuk dan ukuran rumah yang menjadi lambang gotong royong kekeluargaan yang begitu kuat sesama masarakat baduy, kesederhanaan seolah menjdi lambang yang melekat pada masarakat baduy, Banyak sekali pelajaran yang kami petik dalam sebuah perjalanan ini,kesederhanan yang begitu kuat menunjukan pada kami bahwa tak ada nuansa ke angkuhan di sini mereka hidup damai tentram tanpa sebuah perselisihan yang hampir tiap detik terjadi di perkotaan, dan toleransi mereka juaga begitu tinggi dengan tidak melarang atau pun mengganggu kami ketika kami mau melakukan solat lima waktu di rumahnya.
Ingin rasanya kami mendokumentasikan semua kegiatan kami di baduy dalam terutama percakapan kami dengan jaro yang banyak sekali memberikan pelajaran berharga bagi kami, kamera pun sudah kami genggam di tangan tapi kami urungkan untuk mendokumentasikan kegiatan ini karna kami ingin menjaga ke sakralan dan kearifan budaya baduy dalam, yang memang tidak membolehkan kami untuk berfoto dan mandi menggunakan sabun atau yang lainnya yang sejenis, hal itu mereka ucapkan berulang-ulang kepada kami agar kami tak melanggarnya karna mereka takut “katulah” takut ga bisa pulang kerumah..dan sang jaro memberitahu kami bahwa mereka mengakuai nabi yang mereka percaya adalah nabi Adam as dan kepercayaan yang mereka yakini yaitu sunda wiwitan dengen lantang sang jaro memberi tahu kami dan amanah dari nenek moyang mereka yang menjdi cikal bakal prinsip hidup mereka yaitu “panjang teu menang di potong pondok teu meunang di sambung geude teu menang di belah leutik teu menang di tambah” kami sadar kenapa baduy dalam menolak untuk di lakukan pembangunan jalan, listrik, dll karan mereka memegang teguh prinsip dari nenek moyang mereka, karna mereka tidak boleh melebih-lebihkan atau pun menguranginya dan mereka meyakini dan menginginkan seperti ini selamanya.

Terimakasih kepada jaro dan keluarga yang ada di masyarakat baduy dalam cikeusik, yang telah menerima kami untuk bermalam di sana dan terlibat dalam sebuah budaya baduy dalam, yang berharga bagi kami (simple inspirtion) dan kami pun pamitan untuk pulang..sang jaro menginginkan kami untuk hadir kembali 15 hari dari hari itu karna akan ada musim duren yang cukup bagus karna pas kami di situ musim duren belum begitu banyak sehingga jaro merasa tidak enak hati..dengan kerendahan hatinya sang jaro pun meminta maaf atas jamuan dan kadaan mereka yang sekiranya tidak layak untuk kami..kami merasa tersentuh dengan apa yang di ucapkan jaro, kami pun berterima kasih dan meminta maaf atas tingkah dan kehadiran kami yang mungkin mengganggu dan menyita waktu mereka..jabat tangan telah menyudahi perjalanan kami di baduy dalam. dan kami pun pulang, ketika sampai di ci jahe desa terahir yang tempat kami menitipkan motor kami beristirahat sejenak sambil memanaskan motor...dan kami masih penasaran terkait dokumentasi ingin rasanya kami mendokumentasikan perjalanan ini dan dari kami berencana melanjutkan perjalanan ke ciboleger untuk melihat dan membandingkan budaya baduy luar dan baduy dalam ....derennn derenn suara motor kami siap menuju ci boleger yaitu tempat perkampungan baduy luar di mana dalam baduy luar ini sudah terjadi percampuran budaya...to be continue dalam cerita perjalanan kami di ikamaba berburu wisata,dan budaya lokal...part 2 hehehe





Senin, 18 Januari 2016

ketika ikhlas terlewatkan

Ketika ikhlas terlewatkan

Di sadari atau tidak dalam kehidupan sehari-hari kita sering melewatkan kejadian yang membuat hati dan perasaan ini tak tentu arah bagai raga tak bernyawa, bagai jasad yang tak ber ruh. Obsesi akan menjadi sebuah yang “TER” dalam hidup ini sering menuntun kita menjadi manusia yang super visi dan seolah melupakan akan kodrat manusia sebagai mahluk ciptaan tuhan,  yang mesti berterima kasih kepada tuhan dan mempertanggung jawabkan  atas semua yang telah terjadi dalm hidup kita, dan sebagai mahluk sosial yang mau tidak mau suka tidak suka kita akan selalu membutuhkan tangan orang lain dalam hidup ini, mungkin ini yang kita alami ketika dalam sebuah perjalanan keseharian, kita sering menemukan hal-hal yang mestinya kita lakukan namun kita tidak melakukanya karna hati kita telah di selimuti oleh ego yang menggelapkan pandangan nurani.
Ikhlas...kata ini mungkin sudah berjuta-juta kita baca dan berjuta-juta kita dengar namun kadang kita hannya jadi pendengar dan pembaca saja.  dalam ke seharian, kita sering menyampingkan keikhlasan baik dalam kerjaan atau pun ketika kita meringankan tangan  kita untuk membantu sesama, naman ikhlas seolah bukan hal yang penting bagi jiwa ini..........
Ketahilah bahwa jiwa ini membutuhka keikhlasan dalam seharian kita, tatkala kita tidak melakukannya kita akan merasakan ke hampaan dalam kehidupan kita , seolah kita tidak bisa merasakan arti kehidupan yang seutuhnya. Namun ketika kita melakukan keikhlasan  ini kita akan merasakan kebahagiaan yang tak bisa di ukur dengan apapun...kita semua pasti pernah merasakan ketika kita membantu teman , saudara atau hanya sekedar memberikan recehan atau menyebrangkan anak keci, nenek-nenek atau pun kake-kake yang membutuhkan uluran tangan kita. kita melakukannya dengan ikhlas.. kita merasa bahagia dan dan merasa ringan dalam menjalani kehidupan ini sampai sadar atau tidak, kadang kita senyum- senyum sendiri saking bahagianya....


Jumat, 08 Januari 2016

berburu wisata lokal kawah gunung karang pandeglang banten

Ada kebanggaan tak terhingga kala kita melihat dan merasakan langsung betapa indahnya alam ini , rasa syukur  yang terucap dari setiap lisan yang mencoba melihat keindahan alam ini dan kita akan merasa bangga dan bersyukur bahwa  kita terlahir di negri yang kaya ini yaitu Indonesia
dan untuk daerah Banten banyak sekali wisata-wisata lokal yang menyuguhkan keindahan yang tida banding...diantaranya ada pulau-pulau, gunung,pantai,dan wisata budaya baduy dalam dan luar dan masih banyak lagi wisata banten yg mesti kita nikmati...dan kali ini saya akan mencoba berburu wisata lokal di banten dengan mengunjungi gunung karang. di mana gunung karang terkenal akan gunung-gunung spiritual nya..tapi kali ini saya akan mencoba menjelajahi gunung karang dari sudut kawah nya yang sebagian orang tidak tahu kalu gunung karang punya kawah yang cukup indah...saya dan rekan - rekan   berangkat di pagi itu dan kita star dari baros tempat di mana kami biasa berkumpul yaitu kampung sumur peteuy pas pingir deler honda..kami berangkat menggunakan motor dan melalui rute ci hasem dan kampung terahir yang kami lalui yaitu kp pasir angin..dan dari kampung itu perjalanan kaki di mulai..perjalanan ke kawah gunung karang masih cukup asli karna banyak orang yang belum tau tentang kawah gunung karang dan cukup mengejutkan karna banyak rute cukup exstrim yang harus kita lalui...