IKAMABA PEDULI BENCANA TSUNAMI SELAT
SUNDA
Hari sabtu tanggal 23 desember 2018 tepat Pukul 22:00 wib laut selat
sunda telah terjadi bencana Tsunami dan ini menjadi duka semua masyarakat khususnya
Banten dan Lampung. Dan bencana Tsunami telah memporak-porandakan wilayah
pesisir anyer, carita, labuan, tanjung lesung dan sumur, Titik-titik ini lah
yang terkena dampak cukup parah dalam bencana Tsunami selat sunda provinsi Banten. Dan kami IKAMABA (Ikatan Mahasiswa
Baros) ikut andil dalam duka ini dan mencoba terlibat dalam aksi kemanusiaan
untuk membantu saudara kita yang terkena musibah bencana Tsunami selat sunda.
Semua anggota Ikamaba turun tangan dalam
sebuah aksi kemanusiaan peduli bencana Tsunami selat sunda. Dan Aksi yang Ikamaba
lakukan dalam hal ini yaitu pengumpulan donasi di wilayah Baros. Dan membuka posko
buat masyarakat sekitar yang mau ikut membantu meringankan beban saudara kita
yang terkena bancana Tsunami selat sunda, dan kami langsung melakukan aksi
peduli di pinggir jalan dan sebagian turun ke rumah-rumah warga untuk memberi
tahu pada warga Baros bahwa ikamaba membuka posko donasi buat warga yang mau
menyumbangkan makanan minuman obat-obatan dan pakaian layak pakai. Dan alhamdulilah
langkah yang kami lakukan dalam aksi donasi mendapat respon yang baik dari
masyarakat terbukti dalam satu hari kami bisa mengumpulkan bantuan yang cukup untuk di salurkan ke
lokasi kejadian.
Pada hari senin pukul 19:00 kami kumpul di posko donasi untuk packing dan
merumuskan kedaerah mana bantuan pertama akan kita salurkan, dan akhirnya kami
sepakat bahwa penyaluran pertama akan kami salaurkan ke sumur pandeglang, karena
berdasarkan informasi yang kami terima
dan kami remukan bahwa wilayah sumur adalah wilayah yang aksesnya cukup jauh
dengan medan yang licin dan terjal sehingga hari itu masih belum banyak relawan
atau masyarakat yang menyalurkan bantuan kesana, berdasarkan itu kami semua
sepakat bahwa donasi pertama IKAMABA akan kami salurkan ke daerah sumur.
Tepat pukul 09:00 hari selasa tanggal 24 desember 2018 kami berkumpul di
posko buat menaikan logistik yang udah kami siapakan ke mobil dan sebagian dari
kami siap untuk ikut mengawal penyaluran bantuan ke kecamatan sumur pandeglang...
Bismillah hirrohman nirrohim... kami berangkat ke sumur dengan satu mobil
truk dan dengan jumlah anggota yang ikut
yaitu 10 orang (Hajin morita, Camong, Aang, Rizal, Heru, Agung, Badrowi, Imam,
Azis dan sopir). tak henti ucapana syukur kami pada yang maha kuasa atas
kesempatan kali ini yang membuat kami bisa ikut menyalurkan donasi ke daerah
korban Tsunami selat sunda, percikan hujan terus membasahi kami, tapi ini tidak
mengurungkan niat kami untuk terus melaju menyalurkan bantuan ke kecamatan
sumur. perjalanan kami trus melajau kecamatan sumur meski hujan trus mengguyur kami.
pukul 12:30 mobil kami ke pombensin di daerah saketi pandeglang untuk mengisi
bahan bakar mobil dan solat dzuhur, selesai kami sholat kami kembali
melanjutkan perjalanan menuju sumur, gelebuk-gelebuk suara terpal yang menutupi
kami terdengar kencang karena hujan dan angin yang terus mengguyur kami dalam
perjalanan ini. tiba saatnya kami ada di
persimpangan arah antara arah sumur melalui jalur tanjung lesung dan arah jalur
perjalanan melalui cibaliung dan kami ambil arah jalur cibaliung karena
berdasarkan infomasi dan analisa kami jalur melalui tanjung lesung ke sumur
cukup sulit dan rawan karena rute itu melalui jalur pinggir pantai yang bisa
membuat kami sedikit was-was dan masih ada satu desa yang masih terputus yaitu
desa cigorondong yang belum terevakuasi untuk memasuki kecamatan sumur dan perjalanan
kami melalui jalur cibaliung cukup di warnai macet yang begitu panjang.
Kemacetan mulai dari cigeulis citeurup tapi mobil-mobil masih bisa berjalan
meskipun dalam keadaan pelan-pelan, tapi ketika kami mulai memasuki wilayah
cibaliung kemacetan begitu padat dan panjang dan ketika tiba di wilayah ci
manggu mobil begitu padat semu mobil merayap bahkan terhenti dan kemacetan
begitu tumpah riah dari pandangan ke depan dan ke belakang sejauh mata kami
memandang. Terlihat deretan mobil yang membawa bantuan dari berbagai daerah dan
berbagai jenis dan tipe mobil semua tumpah dalam kemacetan itu..tapi saya
merasakan ada titik kebahagiaan dalam kemacetan yang terjadi kala itu semua
yang macet tertib dan tersenyum tanpa ada rasa kekesalan atau kekecewaan dalam
perjalanan itu. Sungguh luar biasa pemandangan ini. Allah SWT telah memberikan
kebahagiaan pada tiap-tiap hati orang-orang yang sedang macet dalam perjalanan
untuk menyalurkan bantuan, kami kagum
melihat semua ini beginilah negara kami masyarakat indonesia yang masing-masing
telah memiliki jiwa kemanusian yang tinggi tergambar dalam setiap relawan yang
ikut tumpah riah dalam kemacetan kala itu, semua rapih teratur tanpa ada kata
kasar yang keluar dari semua masyarakat yang sedang terjebak kemacetan kami
kagum padahal jalan yang kami lalui itu licin dan terjal dengan ruas jalan yang
tidak terlalu lebar sehingga masing-masing harus hati-hati tatkala berpapasan belum
lagi kami harus melewati banyak turunan dan tanjakan yang curam sehingga tak
jarang kami sesekali turun membantu mendorong rekan–rekan kami yang mobil nya
tak kuat melewati tanjakan yang curam atau yang berhenti di tengah-tengah tanjakan
dan hampir mundur kembali sampai-sampai kami selalu bawa batu dalam mobil buat
jaga-jaga kami dan rekan kami jika dalam tanjakan harus berhenti sejenak biar
tak membahayakan yang lain yang ada di belakang.
kekaguman kami terus di tambah
dengan banyak nya posko-posko peduli bencana selat sunda yang ada di sepanjang
jalur yang kami lalui, sesekali kami mengambil hp dari saku celana kami yang
udah kami bungkus dengan plastik biar tidak terkena air saat hujan turun
mengguyur kami, dan kami terus melakukan kontak dengan rekan – rekan Ikamaba yang
berada di posko Baros untuk terus memberikan kabar perjalanan kami sudah sampai
mana, dan update keadaan di sekitar, dan pukul 15:00 wib teman–teman kami
ngontek kami bahwa di lokasi kejadian air laut kembali naik dan meliat
kabar begini kami terus pantau
semua wa grup untuk terus koordinasi
dengan kepolisian dan relawan yang sedang berada di TKP agar memberikan kabar terkait info terupdate
sekitar wilayah sumur.
Prasaan was-was tergambar dari wajah pucat pasi para relawan ketika ada kabar air lauat kembali
naik, dan tak lama dari itu ada mobil relawan yang berlawanan arah kami lewat
sambil membunyikan serine mobilnya menghimbau untuk tidak mendekat dulu ke arah
pantai di karenakan air laut kembali naik, kepanikan terlihat dari semua
relawan yang ada di jalan dalam kemacetan. kami merasakan kebahagian atas
banyak nya relawan yang tumpah riah ke wilayah sumur untuk membantu saudara
kami yang sedang terkena bencana dan di sisi lain kami mengalami ke panikan
akan Tsunami susulan, tengokan kanan kiri semua relawan yang tanpa kata seolah
ingin bertanya bagaiman sendainya Tsunami susulan terjadi dan percikan hujan
yang terus mengguyur menjadi saksi akan kepanikan kami semua. semua relawan
saling menguatkan dan tidak saling menakut-nakuti bahwa semuanya akan baik-baik
saja, hujan yang terus mengguyur membuat
kami semua berhati-hati, karena kondisi jalan yang licin terjal di tambah
banyak belokan, turunan, dan tanjakan yang curam membuat kami semua yang ada di
kemacetan hanya berpasrah dan bertawakal kepada Allah.
semua terdiam ketika ada himbawan
untuk tidak mendekat arah pantai karena air laut kembali naik sambil berjalan
pelan-pelan di iringi dengan guyuran hujan. wa grup begitu banyak percakapan
sampai dalam hitungan menit mencapai puluhan bahkan ratusan di semua wa grup
dan terahir terilhat dari rekan kami mengabarkan bahwa keadaan air laut sudah
stabil dan bantuan bisa diantakan ke
sana, tarikan napas yang dalam semua relawan sambil berucap Alhamdulillah atas
keadaan air laut yang sudah kembali stabil, tak lama kami melewati kp kopi dimana
di kp ini posko-posko peduli bencana selat sunda begitu padat hampir tiap ruas
jalan di isi posko-posko peduli bencana. Dan salah satu rekan kami menghubungi
relawan yang ada di kecamatan sumur karena berdasarkan rencana awal kami akan mengantarakan
donasi masyarakat baros yang di kumpulkan oleh IKAMABA dan KNPI Baros untuk di
antar ke kantor kecamatan sumur dengan harapan bisa tersalurkan dengan baik
kepada masyarakat setempat yang terkena bencana, dan ketika kami sampai di
depan kecamatan sumur para relawan yang berada di posko kantor kecamatan
memberi tahu kami bahwa kantor kecamatan telah penuh dengan bantuan logistik
dan kami kembali tersenyum bahagia. Akhirnya bantuan yang kami bawa di arahkan
untuk di turunkan diposko selanjutnya yaitu di SMPN 1 Sumur tapi lagi-lagi
posko ini hampir penuh dan posko ini lebih di prioritaskan untuk donasi berupa
obat-obatan dan kami sempat kontek-kontekan dengan para relawan dan ahirnya tak
jauh dari situ ada posko yang masih muat banyak bantuan logistik. kami
tersenyum kembali, dan senyuman kali ini terkait amanah warga Baros akan donasi
yang di titipkan telah kami sampaikan dengan baik kepada masyarakat sumur. tak
terasa jam telah menujukan pukul 18:15 dan kami bergegas mendekat ke mesjid
untuk melaksanakan sholat magrib. selesai solat magrib kami sempat berbincang
dengan warga setempat yang menjadi saksi akan bencana Tsunami, ada beberapa
percakapan yang cukup bikin saya sok terkait warga yang datang untuk meminta
bantuan ke posko di tanyakan atau dipinta menunjukan identitas KTP atau KK oleh
panitia setempat. sempat tak percaya akan percakapan ini, sampai-sampai kami
menayakan ini berulang-ulang kepada warga, tergambar rasa marah dengan mata
yang berkaca-kaca pada warga yang sedang berbincang dengan kami Tak terasa air
mata kami ikut menetes, rasa greget seketika menghampiri kami tapi kami mencoba
husnuzdon terkait ini, mungkin panitia khawatir bantuan yang panitia kasihkan
tak tepat sasaran sehingga mereka sempat menanyakan identitas KK atau KTP
kepada warga yang akan meminta bantuan ke posko, tapi kami tak punya waktu
bnayak untuk terus berbincang, ahirnya kami pun bergegas untuk pulang karena
perjalanan kami masih jauh untuk sampai rumah...
kemacetan terus menjadi warna dalam perjalanan pulang kami dan sesekali
kami turun dari mobil untuk berjalan biar badan kami sedikit hangat karena
perjalanan biar tak menggigil karena selama perjalanan terus di guyur hujan.
Dalam perjalanan pulang sesekali ada mobil yang nerobos nyalip melalui lajur
kanan, mungkin dengan harapan ingin cepat-cepat justru malam memperumit keadaan
di jalanan, karena jalanan jadi macet total lumpuh tak bisa bergerak kadang
ketika ada mobil yang hendak nerobos kita teriaki pelan-pelan pak...’jangan
nerobos... pak tertib. pelan–pelan jaga
sikap relawan’...kadang ada yg tak jadi menerobos tapi kadang ada yang terus
menerobos. ada beberapa yang menerobos tapi justru ditanjakan mereka
kebingungan karena dari lawan ada mobil yang mau turun tak jarang mereka
banting setir dan terjebak ke pinggir dan akhirnya butuh pertolongan relawan
yang lain untuk di dorong dan beberapa kali kami turun dari mobil hanya untuk
membantu mobil-mobil yang butuh bantuan untuk di dorong....sesekali kami
mengatakan “lain kali jangan menerobos pak biar kemacetan tidak makin parah!!..
dan tidak menimbulkan kejengkelan pada pengemudi yang lain, agar kita bisa
tetap menjaga hati dan niat kita yang tulus untuk membantu saudara kita...”
perjalanan pulang kami terus berlanjut tiba–tiba di wa grup kembali ramai
percakapan dan kami liat ada info air laut di wilayah serang dan sekitarnya surut..dan
melihat info seperti ini kami langsung cemas dan was-was dan teman kami langsung
teringat akan kejadian Tsunami daerah lain yang sebelum terjadi Tsunami air laut
sempat surut, sehingga kami terjadi perbincangan ringan terkait kami akan
melewati jalan panimbang apa melalui ci kesik. Karena kalau melalui jalur
panimbang kita akan melalaui jalur pinggir pantai dan kekhawatiran akan Tsunami
susulan makin tertanam di benak kami sehingga kami memutuskan untuk melewati
rute ci keusik meskipun sedikit muter haluan dan agak jauh, tapi pertimbangan kami
itu lebih aman ketimbang kami uji nyali ,melewati pinggir pantai panimbang, jika
memang info akan air laut surut itu benar. pada saat itu posisi kami masih
wilayah cimanggu dan wa grup belum ada respon jawaban terkait info air laut
surut kami semua masih menebar ke semua
wa grup mencari informasi terkait info tersebut dan lama ga ada balasan mungkin
karena pada saat itu sudah larut malam pukul 01:00 sehingga wa grup sedikit
slow respon dan ketika ada kabar itu hanya isu kami putuskan
untuk menggunakan arah panimbang. perjalanan pulang begitu menebarkan karena
pada suasana malam melewati pinggiran pantai yang di guyur hujan dan angin...dan
pukul 06:00 kami sampai di posko IKAMABA. Dengan keadaan selamat..Ahamdulillah
terucap dari semua relawan ikamaba sebelum kami turun dari mobil truk.