Jumat, 04 Januari 2019

IKAMABA DAN KNPI PEDULI BENCANA TSUNAMI SELAT SUNDA


IKAMABA PEDULI BENCANA TSUNAMI SELAT SUNDA

Hari sabtu tanggal 23 desember 2018 tepat Pukul 22:00 wib laut selat sunda telah terjadi bencana Tsunami dan ini menjadi duka semua masyarakat khususnya Banten dan Lampung. Dan bencana Tsunami telah memporak-porandakan wilayah pesisir anyer, carita, labuan, tanjung lesung dan sumur, Titik-titik ini lah yang terkena dampak cukup parah dalam bencana Tsunami selat sunda provinsi  Banten. Dan kami IKAMABA (Ikatan Mahasiswa Baros) ikut andil dalam duka ini dan mencoba terlibat dalam aksi kemanusiaan untuk membantu saudara kita yang terkena musibah bencana Tsunami selat sunda. Semua anggota  Ikamaba turun tangan dalam sebuah aksi kemanusiaan peduli bencana Tsunami selat sunda. Dan Aksi yang Ikamaba lakukan dalam hal ini yaitu pengumpulan donasi di wilayah Baros. Dan membuka posko buat masyarakat sekitar yang mau ikut membantu meringankan beban saudara kita yang terkena bancana Tsunami selat sunda, dan kami langsung melakukan aksi peduli di pinggir jalan dan sebagian turun ke rumah-rumah warga untuk memberi tahu pada warga Baros bahwa ikamaba membuka posko donasi buat warga yang mau menyumbangkan makanan minuman obat-obatan dan pakaian layak pakai. Dan alhamdulilah langkah yang kami lakukan dalam aksi  donasi mendapat respon yang baik dari masyarakat terbukti dalam satu hari kami bisa mengumpulkan  bantuan yang cukup untuk di salurkan ke lokasi kejadian.

    Pada hari senin pukul 19:00 kami kumpul di posko donasi untuk packing dan merumuskan kedaerah mana bantuan pertama akan kita salurkan, dan akhirnya kami sepakat bahwa penyaluran pertama akan kami salaurkan ke sumur pandeglang, karena  berdasarkan informasi yang kami terima dan kami remukan bahwa wilayah sumur adalah wilayah yang aksesnya cukup jauh dengan medan yang licin dan terjal sehingga hari itu masih belum banyak relawan atau masyarakat yang menyalurkan bantuan kesana, berdasarkan itu kami semua sepakat bahwa donasi pertama IKAMABA akan kami salurkan ke daerah sumur.

   Tepat pukul 09:00 hari selasa tanggal 24 desember 2018 kami berkumpul di posko buat menaikan logistik yang udah kami siapakan ke mobil dan sebagian dari kami siap untuk ikut mengawal penyaluran bantuan ke kecamatan sumur pandeglang... Bismillah hirrohman nirrohim... kami berangkat ke sumur dengan satu mobil truk  dan dengan jumlah anggota yang ikut yaitu 10 orang (Hajin morita, Camong, Aang, Rizal, Heru, Agung, Badrowi, Imam, Azis dan sopir). tak henti ucapana syukur kami pada yang maha kuasa atas kesempatan kali ini yang membuat kami bisa ikut menyalurkan donasi ke daerah korban Tsunami selat sunda, percikan hujan terus membasahi kami, tapi ini tidak mengurungkan niat kami untuk terus melaju menyalurkan bantuan ke kecamatan sumur. perjalanan kami trus melajau kecamatan sumur meski hujan trus mengguyur kami. pukul 12:30 mobil kami ke pombensin di daerah saketi pandeglang untuk mengisi bahan bakar mobil dan solat dzuhur, selesai kami sholat kami kembali melanjutkan perjalanan menuju sumur, gelebuk-gelebuk suara terpal yang menutupi kami terdengar kencang karena hujan dan angin yang terus mengguyur kami dalam perjalanan ini.  tiba saatnya kami ada di persimpangan arah antara arah sumur melalui jalur tanjung lesung dan arah jalur perjalanan melalui cibaliung dan kami ambil arah jalur cibaliung karena berdasarkan infomasi dan analisa kami jalur melalui tanjung lesung ke sumur cukup sulit dan rawan karena rute itu melalui jalur pinggir pantai yang bisa membuat kami sedikit was-was dan masih ada satu desa yang masih terputus yaitu desa cigorondong yang belum terevakuasi untuk memasuki kecamatan sumur dan perjalanan kami melalui jalur cibaliung cukup di warnai macet yang begitu panjang. Kemacetan mulai dari cigeulis citeurup tapi mobil-mobil masih bisa berjalan meskipun dalam keadaan pelan-pelan, tapi ketika kami mulai memasuki wilayah cibaliung kemacetan begitu padat dan panjang dan ketika tiba di wilayah ci manggu mobil begitu padat semu mobil merayap bahkan terhenti dan kemacetan begitu tumpah riah dari pandangan ke depan dan ke belakang sejauh mata kami memandang. Terlihat deretan mobil yang membawa bantuan dari berbagai daerah dan berbagai jenis dan tipe mobil semua tumpah dalam kemacetan itu..tapi saya merasakan ada titik kebahagiaan dalam kemacetan yang terjadi kala itu semua yang macet tertib dan tersenyum tanpa ada rasa kekesalan atau kekecewaan dalam perjalanan itu. Sungguh luar biasa pemandangan ini. Allah SWT telah memberikan kebahagiaan pada tiap-tiap hati orang-orang yang sedang macet dalam perjalanan untuk menyalurkan bantuan,  kami kagum melihat semua ini beginilah negara kami masyarakat indonesia yang masing-masing telah memiliki jiwa kemanusian yang tinggi tergambar dalam setiap relawan yang ikut tumpah riah dalam kemacetan kala itu, semua rapih teratur tanpa ada kata kasar yang keluar dari semua masyarakat yang sedang terjebak kemacetan kami kagum padahal jalan yang kami lalui itu licin dan terjal dengan ruas jalan yang tidak terlalu lebar sehingga masing-masing harus hati-hati tatkala berpapasan belum lagi kami harus melewati banyak turunan dan tanjakan yang curam sehingga tak jarang kami sesekali turun membantu mendorong rekan–rekan kami yang mobil nya tak kuat melewati tanjakan yang curam atau yang berhenti di tengah-tengah tanjakan dan hampir mundur kembali sampai-sampai kami selalu bawa batu dalam mobil buat jaga-jaga kami dan rekan kami jika dalam tanjakan harus berhenti sejenak biar tak membahayakan yang lain yang ada di belakang. 

      kekaguman kami terus di tambah dengan banyak nya posko-posko peduli bencana selat sunda yang ada di sepanjang jalur yang kami lalui, sesekali kami mengambil hp dari saku celana kami yang udah kami bungkus dengan plastik biar tidak terkena air saat hujan turun mengguyur kami, dan kami terus melakukan kontak dengan rekan – rekan Ikamaba yang berada di posko Baros untuk terus memberikan kabar perjalanan kami sudah sampai mana, dan update keadaan di sekitar, dan pukul 15:00 wib teman–teman kami ngontek kami bahwa di lokasi kejadian air laut kembali naik dan meliat kabar  begini kami terus pantau semua  wa grup untuk terus koordinasi dengan kepolisian dan relawan yang sedang berada di TKP agar  memberikan kabar terkait info terupdate sekitar wilayah sumur.

   Prasaan was-was tergambar dari wajah pucat pasi  para relawan ketika ada kabar air lauat kembali naik, dan tak lama dari itu ada mobil relawan yang berlawanan arah kami lewat sambil membunyikan serine mobilnya menghimbau untuk tidak mendekat dulu ke arah pantai di karenakan air laut kembali naik, kepanikan terlihat dari semua relawan yang ada di jalan dalam kemacetan. kami merasakan kebahagian atas banyak nya relawan yang tumpah riah ke wilayah sumur untuk membantu saudara kami yang sedang terkena bencana dan di sisi lain kami mengalami ke panikan akan Tsunami susulan, tengokan kanan kiri semua relawan yang tanpa kata seolah ingin bertanya bagaiman sendainya Tsunami susulan terjadi dan percikan hujan yang terus mengguyur menjadi saksi akan kepanikan kami semua. semua relawan saling menguatkan dan tidak saling menakut-nakuti bahwa semuanya akan baik-baik saja, hujan yang terus mengguyur  membuat kami semua berhati-hati, karena kondisi jalan yang licin terjal di tambah banyak belokan, turunan, dan tanjakan yang curam membuat kami semua yang ada di kemacetan hanya berpasrah dan bertawakal kepada Allah.

     semua terdiam ketika ada himbawan untuk tidak mendekat arah pantai karena air laut kembali naik sambil berjalan pelan-pelan di iringi dengan guyuran hujan. wa grup begitu banyak percakapan sampai dalam hitungan menit mencapai puluhan bahkan ratusan di semua wa grup dan terahir terilhat dari rekan kami mengabarkan bahwa keadaan air laut sudah stabil dan bantuan  bisa diantakan ke sana, tarikan napas yang dalam semua relawan sambil berucap Alhamdulillah atas keadaan air laut yang sudah kembali stabil, tak lama kami melewati kp kopi dimana di kp ini posko-posko peduli bencana selat sunda begitu padat hampir tiap ruas jalan di isi posko-posko peduli bencana. Dan salah satu rekan kami menghubungi relawan yang ada di kecamatan sumur karena berdasarkan rencana awal kami akan mengantarakan donasi masyarakat baros yang di kumpulkan oleh IKAMABA dan KNPI Baros untuk di antar ke kantor kecamatan sumur dengan harapan bisa tersalurkan dengan baik kepada masyarakat setempat yang terkena bencana, dan ketika kami sampai di depan kecamatan sumur para relawan yang berada di posko kantor kecamatan memberi tahu kami bahwa kantor kecamatan telah penuh dengan bantuan logistik dan kami kembali tersenyum bahagia. Akhirnya bantuan yang kami bawa di arahkan untuk di turunkan diposko selanjutnya yaitu di SMPN 1 Sumur tapi lagi-lagi posko ini hampir penuh dan posko ini lebih di prioritaskan untuk donasi berupa obat-obatan dan kami sempat kontek-kontekan dengan para relawan dan ahirnya tak jauh dari situ ada posko yang masih muat banyak bantuan logistik. kami tersenyum kembali, dan senyuman kali ini terkait amanah warga Baros akan donasi yang di titipkan telah kami sampaikan dengan baik kepada masyarakat sumur. tak terasa jam telah menujukan pukul 18:15 dan kami bergegas mendekat ke mesjid untuk melaksanakan sholat magrib. selesai solat magrib kami sempat berbincang dengan warga setempat yang menjadi saksi akan bencana Tsunami, ada beberapa percakapan yang cukup bikin saya sok terkait warga yang datang untuk meminta bantuan ke posko di tanyakan atau dipinta menunjukan identitas KTP atau KK oleh panitia setempat. sempat tak percaya akan percakapan ini, sampai-sampai kami menayakan ini berulang-ulang kepada warga, tergambar rasa marah dengan mata yang berkaca-kaca pada warga yang sedang berbincang dengan kami Tak terasa air mata kami ikut menetes, rasa greget seketika menghampiri kami tapi kami mencoba husnuzdon terkait ini, mungkin panitia khawatir bantuan yang panitia kasihkan tak tepat sasaran sehingga mereka sempat menanyakan identitas KK atau KTP kepada warga yang akan meminta bantuan ke posko, tapi kami tak punya waktu bnayak untuk terus berbincang, ahirnya kami pun bergegas untuk pulang karena perjalanan kami masih jauh untuk sampai rumah...

    kemacetan terus menjadi warna dalam perjalanan pulang kami dan sesekali kami turun dari mobil untuk berjalan biar badan kami sedikit hangat karena perjalanan biar tak menggigil karena selama perjalanan terus di guyur hujan. Dalam perjalanan pulang sesekali ada mobil yang nerobos nyalip melalui lajur kanan, mungkin dengan harapan ingin cepat-cepat justru malam memperumit keadaan di jalanan, karena jalanan jadi macet total lumpuh tak bisa bergerak kadang ketika ada mobil yang hendak nerobos kita teriaki pelan-pelan pak...’jangan nerobos... pak tertib.  pelan–pelan jaga sikap relawan’...kadang ada yg tak jadi menerobos tapi kadang ada yang terus menerobos. ada beberapa yang menerobos tapi justru ditanjakan mereka kebingungan karena dari lawan ada mobil yang mau turun tak jarang mereka banting setir dan terjebak ke pinggir dan akhirnya butuh pertolongan relawan yang lain untuk di dorong dan beberapa kali kami turun dari mobil hanya untuk membantu mobil-mobil yang butuh bantuan untuk di dorong....sesekali kami mengatakan “lain kali jangan menerobos pak biar kemacetan tidak makin parah!!.. dan tidak menimbulkan kejengkelan pada pengemudi yang lain, agar kita bisa tetap menjaga hati dan niat kita yang tulus untuk membantu saudara kita...”

     perjalanan pulang kami terus berlanjut tiba–tiba di wa grup kembali ramai percakapan dan kami liat ada info air laut di wilayah serang dan sekitarnya surut..dan melihat info seperti ini kami langsung cemas dan was-was dan teman kami langsung teringat akan kejadian Tsunami daerah lain yang sebelum terjadi Tsunami air laut sempat surut, sehingga kami terjadi perbincangan ringan terkait kami akan melewati jalan panimbang apa melalui ci kesik. Karena kalau melalui jalur panimbang kita akan melalaui jalur pinggir pantai dan kekhawatiran akan Tsunami susulan makin tertanam di benak kami sehingga kami memutuskan untuk melewati rute ci keusik meskipun sedikit muter haluan dan agak jauh, tapi pertimbangan kami itu lebih aman ketimbang kami uji nyali ,melewati pinggir pantai panimbang, jika memang info akan air laut surut itu benar. pada saat itu posisi kami masih wilayah cimanggu dan wa grup belum ada respon jawaban terkait info air laut surut  kami semua masih menebar ke semua wa grup mencari informasi terkait info tersebut dan lama ga ada balasan mungkin karena pada saat itu sudah larut malam pukul 01:00 sehingga wa grup sedikit slow respon dan ketika ada kabar itu hanya isu kami putuskan untuk menggunakan arah panimbang.  perjalanan pulang begitu menebarkan karena pada suasana malam melewati pinggiran pantai yang di guyur hujan dan angin...dan pukul 06:00 kami sampai di posko IKAMABA. Dengan keadaan selamat..Ahamdulillah terucap dari semua relawan ikamaba sebelum kami turun dari mobil truk.










Jumat, 26 Januari 2018